Macam macam strategi pembangunan ekonomi :
Strategi
Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini
adalah:
Strategi pembangunan ekonomi suatu
negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana
menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat
menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan
dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat kebawah
(trickle-dowm-effect)- pendistribusian kembali.
Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal
tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Inti dari konsep strategi ini adalah,
dengan ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering,
seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
Strategi
Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi
pertama dan strategi kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain,
sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi
ketergantungan. Inti dari konsep ketergantungan adalah:
Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih
disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara
lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin bebas dari kemiskinan dan
keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan
ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain.
Langkah yang dapat ditempuh diantaranyanadalah; meningkatnya produksi nasional,
yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih
mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
Teori ketergantungan ini kemudian
dkritik oleh Kothari dengan mengatakan "... teori ketergantungan tersebut
memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap
kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment).
Sebab selalu akan gempang sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan
pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan
masyarakat kita sendiri dibiarkan saja..." (Kothari dalam Ismid Hadad,
1980)
Strategi
Yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall
dan Hirrschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurangn mampunya daerah miskin
berkembang secepat daerah yang lebih maju/kaya. Menurut mereka kurang mampunya
daerah miskin berkembang secepat daerah kaya atau maju dikarenakan
kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread effects) lebih kecil
daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya
(back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall
tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai,
sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
Strategi
Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah
menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan
oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO) pada tahun 1975), dengan
menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia idak mungkin dapat dipenuhi jika
pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengganguran.
Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja,
peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
FAKTOR -
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Pada dasarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi adalah tujuan yang khendak
dicapai.
faktor yang mempengaruhi dipilihnya
strategi penciptaan lapangan pekerjaan adalah tidak bekerjanya trickle down
effect, pemerataan pembangunan yang pincang, pengganguran yang cukup besar
khususnya di sektoe tradisional yang dipihak lain masih didukung laju
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
Faktor yang mempengaruhi
diberlakukannya strategi Pembangunan yang berorientasi pada penghapusan
kemiskinan-kemiskinan pada dasrnya dilandasi keinginan, berdasarkan norma
tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin dibatasi. Sementara itu
strategi-strategi pembangunan yang lain ternyata sangat sulit mempengaruhi atau
memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.
Strategi pembangunan, seperti telah
diuraikan, ternyata malah menimbulkan ketidakmerataan hasil pembangunan.
Kemerataan itu tidak hanya antargolongan masyarakat, tetapi juga antar daerah.
Sehingga ada daerah maju dan daerah terbelakang. Ketimpangan antar daerah ini
pada dasarnya disebabkan oleh kebijaksanaan penanaman modal yang cendrung hanya
diarahkan kelokasi tertentu. Biasanya modal yang ditanamkan tersebut bersifat
padat modal dan outputnya berorientasi ke pasar Internasional dan atau kelompok
menengah ke atas di dalam negeri. dalam kebijaksanaan ini ternyata bekerjanya
prinsip spread effect( bandingkan dengan prisip trickle down effect) lebih
lemah dibandingkan dengan bekerjanya back-wash effect (Proses mengalirnya dana
sumber daya dari daerah terbelakang (desa) ke daerah maju (kota ) ), sehiongga strategi penanaman modal
itu mengakibatkan makin miskinnya daerah terbelakang, khususnya pemiskinan
sumber dayanya.
Selain karena kebijaksanaan penanaman
modal, ketimpangan antar daerah juga disebabkan karena potensi daerah yang
berbeda-beda. faktor-faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi
pembangunan yang berorientasi pada pemerataan antar daerah adalah potensi anyar
daerah yang berbeda, kebijaksanaan penanaman modal yang berat sebelah (urban
bias: penanaman modal hanya di sektor yang sangat menguntungkan, biasanya di
daerah perkotaan), dan karena adanya ketimpangan antar daerah.
STRATEGI
PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
Sebelum Orde Baru strategi pembangunan
di Indonesia
secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi
yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih menitik
beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan
ekonomi. Sedangkan pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih
diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang
mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tingi
(Hyper Inflasi). Strategi-strategi trsebut kemudian dipertegas dengan
ditetapkan sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita, yaitu :
· REPELITA I : Meletakkan titik berat
pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan
landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
· REPELITA II : Meletakkan titik berat
pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah
menjadi bahan baku
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
· REPELITA III : Meletakkan titik berat
pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang
mengolah bahan baku
menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
· REPELITA IV : Meletakkan titik berat
pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan
dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri
sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam
Repelita-repelita selanjutnya
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan Ekonomi
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa
yang akan digunakan dalam prosos pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan
‘Apa tujuan yang hendak dicapai?" Pada dasarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi adalah tujuan yang hendak
dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi,
maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital yang rendah, tingkat
pendapatan pada kapital yang rendah, struktur ekonomi yang berat ke sektor
tradisonal yang juga kurang berkembang. Jika tujuan yang hendak dicapai adalah
menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan-lah yang
mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan
pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah yang akan digunakan.
Perencanaan
Pembangunan
Apapun definisi perencanaan
pembangunan, menurut Bintoro Tjokroamidjojo, manfaat perencanaan adalah :
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya
suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu
perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan
dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi
juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan
mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi seminim mungkin.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih
berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih
kombinasi cara yang terbaik.
4. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan
skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan,
sasaran maupun kegiatan usahanya.
5. Dengan
adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu
pengawasan dan evaluasi.
6. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan
yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif. Diusahakan dihindarinya
keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output/hasil secara maksimal
daripada sumber-sumber yang tersedia.
7. Dengan
perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang
terus menerus dapat ditingkatkan.
8. Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas
ekonomi, menghadapi siklis konjungtur
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan
pembangunan ekonomi Indonesia
dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945 – 1950
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan
rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar